Desa Muntuk adalah salah satu desa yang berada diwilayah timur Kabupaten Bantul,dengan penduduk lebih kurang 6000 an. Dari Zaman dulu mata pencaharian dari penduduknya adalah pengrajin bambu dan kayu. Kerajinan Bambu adalah mayoritas mata pencaharian yang digeluti. Pembuatan kerajinan dari bambu di Desa Muntuk didominasi oleh para Ibu-ibu ini dikarenakan pengerjaanya dibutuhkan ketelitian dan kesabaran...mengapa demikian,dimana kaum lelaki???...pasti itu salah satu pertanyaan yang muncul dari pembaca, dari studi penelitian yang saya lakukan untuk saat ini kaum laki-laki / bapak sekarang cendrung kurang teliti dan sabar sedangkan dalam pembuatan kerajinan ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran. jawaban yang kedua adalah minimnya atau kecilnya hasil dari penjualan produk kerajinan.
PRODUK YANG DIHASILKAN :
Banyak sekali hasil-hasil kerajinan yang berasal dari bambu semisal Tampah, Tambir, kalo, Irik (penyaring) dan masih banyak lagi hasil kerajinan yang dihasilkan. saya akan mencoba memberi perincian produk kerajinan yang dihasilkan.
1. Tampah
Tampah adalah alat yang terbuat dari anyaman belahan batang pohon bambu yang di belah yang berbentuk bundar seperti piring berdiameter antara 65-80 cm.
Alat ini biasanya digunakan untuk menampi beras yaitu membersihkan beras dari kotoran-kotoran sebelum di cuci dan dimasak dengan cara di ayak secara manual tangan, kemudian kotoran akan otomatis tersisih. Selain untuk menampi beras, tampah juga berguna untuk menaruh jajanan kue yang biasa disebut kue tampah, tampah juga digunakan sebagai tempat alas untuk tumpeng kemudian untuk menjemur krupuk kerak atau gendar. Alat ini masih banyak digunakan oleh masayarakat Indonesia karena tampah adalah alat yang bagus, murah dan banyak manfaatnya serta ringan bila digunakan. sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Tampah
dalam pembuatannya tampah membutuhkan bambu sebanyak 1 lonjor pohon bambu dengan harga per lonjornya -/+ Rp. 12.000 . Biasanya dalam pemilihan bambunya diutamakan yang tua besar bambunya dan memiliki panjang antar ruas -/+ 65cm. Satu lonjor bambu bisa dibuat Eblek (anyaman bambu) 10 buah dan 3 Wengku (bambu penyekat dan pengikat tali pinggir anyaman tampah). Harga jual langsung dari pengrajin -/+ Rp. 10.000
kalo kita hitung hasil dari pengrajin adalah :
Modal : 1. Lonjor Bambu besar Rp. 12.000
2. Tali kuning (strapping belt) tipis Rp. 2.000
total biaya Rp. 14.000
Hasil yang diperoleh setalah menjadi produk :
1. Dijual dalam bentuk Mentah (masih belum dirakit)
a. Eblek -/+ Rp. 2.000
b. Wengku -/+ Rp. 3500
satu lonjor bambu jika dijual mentah akan menghasilkan :
a. Eblek 10 x Rp. 2.700 : Rp. 27.000
b. Wengku 3 x Rp. 3.500 : Rp. 10.500
total yang penjualan mentah 1 lonjor bambu menghasilkan 10 eblek dan 3 wengku total penjualan mentah Rp. 37.500
penjualan hasil kerajinan bentuk Tampah :
3 tampah : 3 x Rp. 10.000 : Rp. 30.000
7 Eblek : 7x Rp. 2.700 : Rp. 18.900
total pendapatan Rp. 48.900
2. Kalo
ka·lo adalah alat untuk menyaring santan yg terbuat dr anyaman bambu yg berbentuk setengah bola; tapisan sumber http://artikata.com/arti-332629-kalo.html
pembuatan dan pemasaran kalo sama dengan tampah tetapi hasilnya yang berbeda pembuatan kalo lebih rumit dibanding dengan tampah ini dikarenakan bentuk dan besar bambu untuk anyaman berbeda. Untuk anyamannya kalo lebih kecil dibanding dgn tampah sehingga memakan waktu lebih lama juga.
3. Tambir
tambir adalah kerajinan bambu yang menyerupai tampah,perbedaanya hanya panjang diamater dan wengku (penyekat melingkar kerajinan) lebih kecil bentuknya
pembuatannya sama persis dengan tampah tetapi pemasangan penyekat melingkarnya yang berbeda malahan pemasangan penyekatnya ini hampir mirip dengan kalo.
bentuk dan besar anyaman hampir sama dengan tampah tetapi panjang dan besar kerajinannya yang membedakan.
4. Irik.
Irik adalah kerajinan berbentuk kalo tetapi mempunyai anyaman dengan jarak yang agak lebar fungsinya adalah menyaring bahan makanan yang bentuknya lebih besar, bentuk anyaman menyerupai ayakan pasir.
pembuatanya sama dengan kerajinan yang lain akan tetapi jarak setiap anyaman -/= 5mm ini dibuat agar barang yang lbh besar bisa tersaring.
besar dan bentuk menyerupai kerajinan kalo hanya bentuk anyamannya yang berbeda.
yang menjadi kendala adalah kurangnya pemasaran,sehingga selama ini membuat minimnya pendapatan para pengrajin di Desa Muntuk. Untuk itu dengan postingan ini saya mengajak teman-teman yang berminat dan mau mencoba membuat kreasi kerajinan bambu untuk datang langsung ke Desa Muntuk Belajar dan mencoba rekreasi yang saya pikir lebih bermanfaat karena bisa mengenal dan mempraktekan pembuatan kerajinan bambu sendiri.....
sekian dulu sekedar info dan sedikit pengetahuan...tantangan buat pembaca adalah mencoba dan datang untuk membuktikan keramahan Desa Muntuk dengan Kerajinan Bambunya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar